
Waktu lo mikir soal playmaker Portugal, yang mungkin muncul di kepala lo: Deco, Bruno Fernandes, atau Rui Costa.
Tapi di Rusia?
Ada satu nama yang bener-bener jadi ikon: Danny.
Nama lengkapnya Daniel Miguel Alves Gomes, tapi semua orang cukup panggil dia “Danny.”
Gaya mainnya: luwes, artistik, dan punya visi yang bikin striker kelaparan jadi kenyang.
Dia bukan cuma pemain asing yang numpang lewat — dia kapten Zenit, pengatur tempo, dan simbol dominasi klub itu selama satu dekade.
Awal Karier: Tumbuh di Madeira, Bersinar di Liga Portugal
Danny lahir 7 Agustus 1983 di Caracas, Venezuela, dari keluarga Portugis yang pindah balik ke Madeira waktu dia kecil.
Mulai karier profesional di:
- Marítimo, klub asal Madeira juga
- Lalu direkrut oleh Sporting CP — akademi yang juga lahirin Cristiano Ronaldo
Tapi di Sporting dia kurang dapet tempat, dan justru ngetop saat balik ke Marítimo dan kemudian pindah ke Dinamo Moscow.
Yup, dari Liga Portugal langsung loncat ke Liga Rusia — dan di situlah cerita besarnya dimulai.
Dinamo Moscow: Adaptasi dan Awal Menarik di Rusia
Tahun 2005, Danny pindah ke Dinamo Moscow dengan harga cukup besar buat ukuran waktu itu.
Dan langsung keliatan:
- Dribelnya luwes
- Visi umpannya beda
- Cocok buat sepak bola Rusia yang keras tapi butuh kreativitas
Main 97 laga, 17 gol, dan banyak assist.
Tapi puncaknya belum datang — karena Zenit ngeluarin uang transfer rekor Rusia saat itu: €30 juta buat boyong Danny ke Saint Petersburg tahun 2008.
Zenit Saint Petersburg: Raja Baru di Rusia
Di Zenit, Danny jadi bintang utama.
Debut? Gak main-main.
- Langsung cetak gol di UEFA Super Cup lawan Manchester United (2008)
- Jadi Man of the Match
- Langsung disambut sebagai ikon baru klub
Selama 8 musim di Zenit:
- Kapten tim
- 250+ pertandingan
- Lebih dari 70 assist dan 50+ gol
- Bawa Zenit juara Liga Rusia 3x, Russian Cup, dan Russian Super Cup
- Tampil di Champions League & Europa League
Danny itu bukan cuma teknikal.
Dia juga:
- Punya leadership
- Gak neko-neko di luar lapangan
- Disayang fans, dihormati lawan
Gaya Main: Playmaker Klasik, Kaki Halus, Visi Tajam
Danny itu old-school number 10 — pemain yang:
- Sering narik bola dari tengah
- Bisa dribel 2–3 pemain
- Jago nutup ruang
- Passing-nya “ngerti striker”
Dia juga bisa:
- Main di AMF
- Kadang digeser ke sayap kiri, karena kecepatannya lumayan
- Atau jadi second striker
Ciri khas:
- Umpan slicing
- Kombinasi one-two di pinggir kotak penalti
- Dribel pendek, kaki kiri dominan
- Nyari celah, bukan ruang kosong
Dia bukan tipe flashy kayak Neymar, tapi punya kecerdasan dan sentuhan yang efisien banget.
Timnas Portugal: Sempat Jadi Andalan, Tapi Gak Long-Lasting
Danny main untuk timnas Portugal dari 2008 sampai 2016:
- Total 38 caps, 4 gol
- Sempat tampil di Euro 2012
- Tapi gagal masuk skuad Piala Dunia 2010 dan Euro 2016 karena cedera dan persaingan
Persaingannya berat:
- Harus bersaing dengan Nani, Quaresma, João Moutinho
- Portugal waktu itu juga lagi eksperimen formasi tanpa “number 10 murni”
Tapi saat main, dia selalu kasih energi dan akurasi ke lini serang.
Cedera: Musuh Terbesar Kariernya
Danny punya satu masalah besar sepanjang karier: cedera lutut.
Dia sempat dua kali cedera ACL yang bikin absen hampir semusim penuh.
Sayangnya, momen itu datang pas lagi on fire.
Terutama 2015–2016, saat dia diproyeksikan jadi bagian tim Portugal untuk Euro (yang akhirnya mereka menangkan).
Tapi dia tetap comeback dengan mental kuat — dan itu bikin dia dihormati di ruang ganti.
Statistik Karier (per 2024)
- Zenit:
- 250+ pertandingan
- 50+ gol
- 70+ assist
- Dinamo Moscow: 97 pertandingan, 17 gol
- Marítimo + Sporting: 80+ pertandingan
- Timnas Portugal: 38 caps, 4 gol
- Trofi:
- Liga Rusia x3
- Russian Cup
- Russian Super Cup
- UEFA Super Cup (vs Man United)
Setelah Zenit: Akhiri Karier di Tempat Asal
Setelah kontraknya habis di Zenit, Danny sempat balik ke Portugal:
- Main untuk Marítimo lagi
- Lalu sempat ke Slavia Praha, tapi gak bertahan lama
- Akhirnya pensiun tahun 2020 dalam usia 36 tahun
Gak pensiun di liga besar, tapi nutup karier di tempat di mana dia mulai — puitis banget.
Kenapa Danny Underrated?
- Main di liga Rusia yang jarang disorot dunia barat
- Gak main di klub elite Eropa seperti Real Madrid/Barça/PL
- Gak punya trofi internasional bareng Portugal
- Cedera pas momen-momen penting (Piala Dunia, Euro)
Tapi kalau lo tanya fans Zenit, mereka bakal bilang:
“Danny itu lebih dari sekadar playmaker. Dia simbol era emas.”
Kesimpulan: Danny, Sang Maestro Zenit yang Ngalirnya Lembut Tapi Dalam
Danny itu bukan pemain yang viral. Tapi dia pemain yang bikin bola ngalir, bikin penonton nyaman, dan bikin striker percaya diri.
Gak semua orang tahu dia. Tapi buat yang nonton Zenit antara 2008–2016, dia adalah otak dari setiap serangan.
Bukan cuma pemain asing — Danny itu bagian dari sejarah sepak bola Rusia modern.